Madame Blossom's Book of Poems

Wednesday, August 13, 2014

Ambin Usang

Source : Mufti Singapura Fatris Bakaram FB post 13 August 2014
https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=10203215386559189&id=1044253873&ref=bookmark

Di redup teduh pohon sukun itu
si ambin usang setia menunggu
rayuan nyaring ayam jantan sahut menyahut
mengusap iman tuannya mengajaknya bertasbih
menghampar tekad sebelum mentari menyapa
assolatu khairun minannaum
assolatu khairun minannaum

Di redup teduh pohon sukun itu
si ambin usang tersenyum berpangku
meriba manja hilai tawa anak-anak
yang menabur langkah kelilingnya
saling kejar-mengejar
setelah penat duduk berhenti
disambung lagi dengan sembunyi-sembunyi
ada tikanya khusyu melontar guli
membingit suasana hingga mentari meninggi

Di redup teduh pohon sukun itu
si ambin usang menadah syahdu
kelembutan suara dan sentuhan ibu-ibu
nasi hangat berkuah bening
bercecah kicap ikan selar goreng
disuap bukan hanya ke mulut anak masing-masing
kerana anak dia anak kita juga
anak kita juga anak semua

Di redup teduh pohon sukun itu
si ambin usang bersapa bayu
mentari petang menanti saat berundur di hujung ufuk
berlabuh pula kaum lelaki melepas lelah
menceritakan gerak dunia
yang usianya tua tapi mimpinya remaja
tentang manusia dengan esoknya
tentang kampung ini bila akhirnya
sehingga tenggelam mentari
si ambin usang ditinggal lagi
menanti berulangnya pagi

Di redup teduh pohon sukun itu
si ambin usang adalah warga dan keluarga
yang telah pergi mengisi ruang sejarah
namun mungkin di kota batu kita hari ini
yang sekian lama kita buntu mencari
azimat dan jampi penyatu hati
mungkin ambin usang itu perlu dijemput kembali
menyemai kuntum
menghampar hambal bersulam harum
menghembus nafas kampung
pada tembok-tembok batu yang kaku

Si ambin usang masih menunggu

- Fatris Bakaram (Mufti Singapura)
13 Ogos 2014

No comments: